KOTA TANGERANG, BERITALAGI.COM — Gondongan, atau disebut parotitis dalam istilah medis, adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus mumps. Penyakit ini sering kali menyerang anak-anak, dan banyak kasus dilaporkan di beberapa wilayah.
Menurut Dokter Spesialis Anak RS IMC Bintaro (RS Sari Asih Group), dr Ajeng Probowati, SpA, virus mumps menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak di dekat telinga, sehingga menyebabkan pembengkakan di area leher atau wajah.
Virus mumps dapat menyebar melalui percikan air liur saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin, atau dari kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi.
Gejala Gondongan
Gondongan ditandai dengan pembengkakan di sekitar telinga dan rahang, serta rasa nyeri saat mengunyah atau menelan. Selain itu, penderita juga bisa mengalami demam, sakit kepala, kelelahan, serta penurunan nafsu makan.
Walaupun umumnya penyakit ini tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, terutama pada anak-anak, gondongan tetap perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan komplikasi pada beberapa kasus.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Komplikasi serius dari gondongan cukup jarang terjadi, namun bisa berdampak signifikan. Salah satu komplikasi yang bisa muncul adalah pankreatitis atau peradangan pankreas, yang ditandai dengan nyeri perut bagian atas, mual, dan muntah.
Selain itu, virus gondongan juga dapat mengganggu saraf pendengaran, yang pada kasus yang jarang, bisa menyebabkan kehilangan pendengaran permanen pada satu atau kedua telinga.
Pencegahan Gondongan
“Vaksinasi merupakan langkah terbaik untuk mencegah infeksi gondongan. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) diberikan pada anak-anak untuk melindungi mereka dari campak, gondongan, dan rubella. Vaksin ini diberikan dua kali, pertama pada usia 12-15 bulan dan kedua pada usia 4-6 tahun,” ujar dr Ajeng Probowati, SpA .
Selain vaksin, langkah pencegahan lain bagi penderita gondongan adalah beristirahat, minum banyak cairan, dan mengisolasi diri untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Meskipun gondongan sering kali bisa sembuh dengan sendirinya, ada beberapa situasi di mana sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Berikut beberapa tanda atau kondisi di mana anak harus segera mendapat penanganan medis menurut dr Ajeng Probowati, SpA :
Pembengkakan yang Parah:
Jika pembengkakan pada wajah atau leher sangat besar atau terlihat bertambah buruk, hal ini bisa menjadi tanda infeksi yang lebih serius atau komplikasi.
Nyeri Hebat di Area Pembengkakan:
Jika rasa nyeri di sekitar telinga, leher, atau rahang sangat intens dan tidak berkurang meskipun sudah beristirahat dan menggunakan pengobatan pereda nyeri.
Demam Tinggi:
Jika Anda mengalami demam tinggi yang mencapai 39°C atau lebih, atau demam yang berlangsung lebih dari 3 hari, ini bisa mengindikasikan adanya infeksi sekunder atau komplikasi.
Kesulitan Menelan atau Bernapas:
Jika terjadi kesulitan dalam menelan makanan, minuman, atau mengalami masalah dalam bernapas, hal ini bisa menunjukkan bahwa pembengkakan sudah menyebar ke area penting lainnya di leher.