BERITALAGI.COM —Bisikan gaib sering kali diasosiasikan dengan pengalaman spiritual atau mistis, tetapi dari sudut pandang kesehatan mental dan medis, fenomena ini memiliki penjelasan yang lebih ilmiah.
Sensasi mendengar suara tanpa sumber eksternal adalah pengalaman yang bisa terjadi karena berbagai faktor, termasuk kondisi psikologis, neurologis, atau lingkungan.
Menurut Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, RS IMC Bintaro (RS Sari Asih Group), dr Nina Masdiani, SpKJ, dalam dunia medis, mendengar suara yang tidak berasal dari sumber nyata sering disebut ‘halusinasi auditori’.
Hal ini terjadi ketika seseorang mendengar suara, musik, atau bisikan yang tidak dapat dideteksi oleh orang lain.
Halusinasi bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki gangguan jiwa atau memiliki gangguan medis lainnya, seperti:
1. Gangguan Psikotik
• Penyakit seperti skizofrenia sering dikaitkan dengan halusinasi auditori. Penderitanya bisa mendengar suara yang memberi perintah, menyalahkan, atau sekadar berbicara.
2. Stres atau Trauma Psikologis
• Trauma mendalam, seperti kehilangan orang terdekat, kecelakaan, atau kekerasan, bisa memicu otak menciptakan “suara” untuk mencoba mengatasi emosi yang kompleks.
3. Kelelahan Ekstrem
• Kurang tidur yang parah dapat menyebabkan otak mengalami disorientasi sensorik, sehingga seseorang dapat mendengar suara yang tidak ada.
4. Efek Samping Obat
• Obat tertentu, seperti antidepresan, narkotika, atau zat psikoaktif lainnya, dapat memicu halusinasi auditori.
5. Kondisi Neurologis
• Penyakit seperti epilepsi, tumor otak, atau gangguan pendengaran seperti tinnitus dapat memicu persepsi suara aneh.
6. Gangguan Depresi Berat
• Depresi berat kadang-kadang diiringi oleh bisikan atau suara yang merefleksikan perasaan negatif individu tersebut.
Ketika “Bisikan Gaib” Menjadi Masalah Kesehatan Mental
Mendengar bisikan tidak selalu berarti seseorang memiliki gangguan. Namun, jika hal ini berulang atau mengganggu kehidupan sehari-hari, beberapa kondisi perlu dipertimbangkan:
1. Skizofrenia
• Gejala utama termasuk halusinasi, delusi, dan gangguan pemikiran. Penanganannya melibatkan terapi obat antipsikotik dan psikoterapi.
2. Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD)
• Trauma berat dapat memicu kilas balik, termasuk halusinasi pendengaran. Terapi perilaku kognitif (CBT) efektif dalam menangani gejala ini.
3. Gangguan Bipolar
• Pada fase manik atau depresi berat, bisikan gaib dapat muncul sebagai bagian dari perubahan suasana hati yang ekstrem.
4. Penyalahgunaan zat /napza
Jika ada seseorang di sekitar kita mengalami “bisikan gaib” yang mengganggu, langkah berikut dapat diambil:
1. Evaluasi Kondisi Lingkungan dan Fisik
• Apakah Anda kurang tidur, terlalu lelah, atau sedang stres berat? Mengatasi faktor-faktor ini sering kali mengurangi halusinasi.
2. Cari Dukungan Psikologis
• Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu mengevaluasi apakah hal tersebut merupakan gejala gangguan tertentu.
3. Terapi dan Pengobatan
• Terapi farmakologi atau obat seperti: antipsikotik atau antidepresan, dan nonfarmakologi sepertt psikoterapi suportif, terapi kognitif perilaku.
4. Hindari Stigma
• Sangat penting untuk menghindari stigmatisasi. Banyak orang yang mendengar suara tidak berarti mereka lemah secara mental atau “aneh.”
“Fenomena “bisikan gaib” adalah pengalaman yang kompleks dan dapat dijelaskan dari berbagai perspektif, termasuk kesehatan mental dan medis. Pendekatan ilmiah dapat membantu mengatasi masalah ini secara efektif, memungkinkan individu menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif,” ujar dr Nina Masdiani, SpKJ.