KOTA TANGERANG, BERITALAGI.COM – Hamil merupakan kondisi seorang wanita mengandung janin yang berkembang di dalam rahimnya. Proses pembuahan dimulai ketika sel telur yang bertemu dengan sperma di saluran telur, menjadi zigot yang menempel di dinding rahim, berkembang menjadi embrio, kemudian menjadi janin, hingga akhirnya bayi siap dilahirkan.
Kehamilan pada umumnya berlangsung selama kurang lebih 40 minggu, dan dibagi menjadi tiga tahap utama yang disebut trimester. Di beberapa tahap tersebut, ibu hamil perlu mengetahui hal-hal untuk menghindari risiko pada janin yang dikandungnya, terutama dalam memilih kendaraan.
Dokter Spesialis Kandungan RS IMC Bintaro (RS Sari Asih Group), dr Astri Noviani, Sp.OG, menerangkan, kehamilan memiliki tahapan (trimester). Disebut trimester karena memang ada tiga tahapan perubahan pada masing-masing tahap tersebut.
Trimester Pertama (0–14 minggu):
Pada trimester ini, embrio berkembang sangat cepat. Organ-organ utama seperti otak, jantung, dan paru-paru mulai terbentuk.
Pada akhir trimester pertama, embrio berubah menjadi janin. Ibu hamil mungkin mengalami gejala seperti mual (morning sickness), kelelahan, dan perubahan hormon yang signifikan.
Trimester Kedua (14–28 minggu):
Janin mulai berkembang lebih pesat, dan organ-organ yang telah terbentuk mulai matang. Gerakan janin mulai dirasakan ibu sekitar minggu ke-16.
Pada trimester ini, gejala mual biasanya berkurang, dan ibu hamil mungkin merasa lebih energik. Perut mulai membesar seiring perkembangan janin.
Trimester Ketiga (28–40 minggu):
Janin terus tumbuh dan mempersiapkan diri untuk kelahiran. Paru-paru dan sistem saraf janin mulai matang.
Ibu mulai mengalami kesulitan tidur, dan lebih sering buang air kecil karena tekanan pada kandung kencing akibat rahim yang membesar.
Pada akhir trimester ketiga, bayi akan berada dalam posisi siap untuk dilahirkan.
“Ibu hamil memiliki risiko tinggi saat berada di trimester pertama dan ketiga. Ini karena risiko keguguran dan adaptasi tubuh yang intens. Sedangkan pada trimester ketiga karena risiko kontraksi prematur, kelahiran prematur, dan kelelahan yang ekstrem,” ujar dr Astri Noviani, Sp.OG.
Ia pun menyarankan ibu hamil untuk berhati-hati pada tahap trimester tersebut, terutama saat bepergian. Ada baiknya memilih kendaraan yang nyaman bagi kehamilan dan menghindari berkendara dengan kondisi kendaraan yang berisiko seperti berikut :
Sepeda Motor : Sepeda motor menghasilkan banyak guncangan dan getaran, terutama di jalan yang tidak rata. Hal ini dapat berpotensi memicu kontraksi prematur.
Kendaraan dengan Guncangan Kuat : Kendaraan seperti jeep atau mobil off-road yang digunakan di medan yang berat dan berbatu bisa menyebabkan guncangan keras. Guncangan ini dapat memicu rasa tidak nyaman, nyeri, atau bahkan kontraksi pada ibu hamil.
Kendaraan dengan Suspensi Buruk : Mobil tua atau kendaraan dengan suspensi buruk yang tidak mampu meredam guncangan dengan baik bisa menyebabkan perjalanan menjadi tidak nyaman dan menambah tekanan pada tubuh ibu hamil, terutama di bagian punggung dan pinggul.
Transportasi Umum yang Padat : Kendaraan umum yang padat penumpang bisa membuat ibu hamil sulit mendapatkan tempat duduk, yang penting untuk kenyamanan dan keamanan. Berdiri dalam waktu lama, terutama di kendaraan yang bergerak seperti bus dan kereta, bisa menyebabkan kelelahan, pusing, atau bahkan risiko jatuh.
Pesawat Terbang pada Kehamilan Lanjut : Meskipun terbang pada trimester pertama dan kedua relatif aman, di trimester ketiga (setelah 35 minggu), maskapai penerbangan biasanya melarang ibu hamil untuk terbang karena risiko kelahiran prematur. Perubahan tekanan udara di kabin juga bisa memengaruhi ibu hamil, meski jarang berbahaya.
Perahu atau Kapal di Laut Terbuka : Ibu hamil yang sensitif terhadap gerakan mungkin mengalami mabuk laut yang lebih parah saat naik perahu atau kapal, terutama di laut terbuka yang berombak besar. Goyangan yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan menambah stres pada tubuh.
Kendaraan dengan Kecepatan Tinggi atau Percepatan Mendadak : Kendaraan dengan akselerasi cepat (mobil sport) bisa menambah risiko bagi ibu hamil karena percepatan mendadak dapat menyebabkan guncangan yang tidak nyaman atau bahkan bahaya bagi kandungan.