Mengapa Kecanduan Judi Online Bisa Menyebabkan Gangguan Mental?

oleh -187 Dilihat
oleh
Mengapa Kecanduan Judi Online Bisa Menyebabkan Gangguan Mental?
Mengapa Kecanduan Judi Online Bisa Menyebabkan Gangguan Mental?
banner 468x60

BERITALAGI.COM — Kecanduan judi online adalah masalah yang semakin sering terjadi di era digital. Banyak orang yang awalnya hanya sekedar hobi mulai mencoba-coba, namun akhirnya terjebak dalam lingkaran adiktif yang sulit dihindari.

Kecanduan ini tidak hanya berdampak pada kondisi finansial, tetapi juga bisa memicu berbagai penyakit, baik fisik maupun gangguan mental, dan masalah hukum. Mengapa demikian? Berikut penjelasan dari Dokter Kesehatan Jiwa RS Sari Asih Ciputat, dr. Azizah Az Zahra, SpKJ.

banner 336x280

● Stres Kronis dan Kecemasan
Berjudi, terutama judi online, bisa menimbulkan tekanan emosional yang besar, terutama saat mengalami kekalahan berulang kali. Rasa cemas dan stres karena ingin menang atau karena kehilangan uang bisa memicu stres kronis. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, serta meningkatkan risiko penyakit jantung. Seseorang yang mengalami stres kronis juga lebih rentan terkena gangguan kecemasan.

● Depresi
Kecanduan judi sering kali menimbulkan rasa bersalah dan malu, terutama ketika terlilit masalah keuangan. Kehilangan uang dalam jumlah besar dapat memicu perasaan putus asa yang berujung pada depresi. Jika tidak ditangani, depresi ini bisa semakin parah, bahkan berpotensi menyebabkan pikiran untuk bunuh diri.

● Masalah Keuangan yang Berat
Pecandu judi online sering kali menggunakan uang tabungan, meminjam, atau bahkan berhutang untuk terus berjudi. Ketika masalah keuangan menumpuk, hal ini dapat menyebabkan tekanan psikologis yang tinggi. Tekanan ekonomi ini bisa memicu stres, kecemasan, dan konflik dalam keluarga.

● Gangguan Tidur (Insomnia)
Banyak pecandu judi online bermain hingga larut malam, bahkan dini hari, yang mengganggu pola tidur mereka. Kekalahan besar atau kemenangan yang mengejutkan bisa membuat seseorang sulit tidur. Kurang tidur secara terus-menerus dapat menurunkan daya tahan tubuh, mengurangi konsentrasi, dan memicu masalah kesehatan lain seperti hipertensi.

● Ketergantungan Dopamin
Berjudi memicu otak untuk melepaskan dopamin, yaitu zat kimia yang menimbulkan rasa senang. Seiring waktu, otak membutuhkan lebih banyak stimulasi untuk merasakan kebahagiaan yang sama, sehingga membuat seseorang terus berjudi lebih banyak dan lebih sering, menciptakan siklus yang sulit dihentikan. Ketergantungan ini mirip dengan kecanduan narkoba, dimana otak tidak lagi merespons hal-hal lain yang biasanya membuat bahagia.

● Penurunan Kesehatan Fisik
Kecanduan judi online sering membuat orang mengabaikan kesehatan fisik mereka. Mereka bisa duduk berjam-jam di depan layar tanpa berolahraga, makan dengan tidak teratur, atau mengonsumsi makanan tidak sehat, berubahnya pola tidur. Gaya hidup ini bisa meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan gangguan tidur.

● Dampak pada Hubungan Sosial
Kecanduan judi online tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga hubungan dengan orang lain. Pecandu sering kali menjadi lebih tertutup dan menjauh dari keluarga dan teman, memicu konflik sosial. Dan dukungan sosial yang kurang bisa menambah buruk kondisi mental mereka.

● Cara Mengatasi Kecanduan Online:
* Batasi Waktu: Tetapkan waktu yang spesifik untuk beraktivitas online dan patuhi batas tersebut.
* Cari Aktivitas Lain: Libatkan diri dalam aktivitas lain yang lebih produktif dan bermanfaat, seperti berolahraga, membaca, atau berkumpul dengan teman.
* Cari Dukungan: Bicarakan masalah Anda dengan teman, keluarga, atau terapis.
* Gunakan Aplikasi Pemblokir: Gunakan aplikasi yang dapat memblokir akses ke situs atau aplikasi tertentu.

Penting untuk diingat bahwa kecanduan judi online adalah masalah yang serius dan membutuhkan penanganan yang tepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gangguan judi patologis, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional (Psikiater atau Psikolog Klinis). Terapi perilaku kognitif, kelompok pendukung, dan obat-obatan dapat membantu mengatasi masalah ini.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.