“Lini Masa” berisi delapan lagu dengan genre reggae yang menjadi ciri khas Balle Reoth. Lirik-lirik dalam lagu-lagu tersebut mengangkat tema-tema sosial dan kehidupan sehari-hari, mencerminkan pengalaman dan pandangan para personel band.
Balle Reoth, yang terbentuk pada 14 Maret 2012, memiliki filosofi unik yang tercermin dalam nama mereka. “Balle” berarti tempat duduk dari bambu, sedangkan “Reoth” berarti rapuh atau hampir roboh. Nama ini menggambarkan awal mula band ini berkumpul dan berkarya dari tempat yang sederhana.
“Balle artinya tempat duduk dari bambu, Reoth artinya rapuh, hampir roboh, dari tempat yang rapuh, hampir roboh, terbuat dari bambu itulah kami berkumpul menuangkan kreativitas”, ungkap Daenk, vokalis Balle Reoth.
Album “Lini Masa” merupakan hasil perjalanan panjang Balle Reoth dalam bermusik. Proses pembuatan album ini memakan waktu yang cukup lama, namun akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Lagu “Rileksasi” dipilih sebagai single andalan dari album ini. Lagu ini bercerita tentang pentingnya keseimbangan dalam hidup, terutama di tengah kesibukan dan tekanan kehidupan modern.
Balle Reoth berharap album “Lini Masa” dapat diterima dengan baik oleh para pecinta musik Indonesia, khususnya para penggemar musik reggae. Mereka juga berharap lagu-lagu dalam album ini dapat memberikan inspirasi dan hiburan bagi para pendengar. (san/*) #foto dok. balle reoth