BERITALAGI.COM — Kemeriahan Busan International Film Festival (BIFF) 2025 semakin lengkap dengan hadirnya film Esok Tanpa Ibu (Mothernet) dari Indonesia. Film ini tidak hanya tayang perdana, tetapi juga menjadi bagian dari kompetisi Vision Asia, sebuah program bergengsi yang memberi ruang bagi sineas Asia untuk menunjukkan perspektif unik mereka.
Di momen bersejarah itu, Dian Sastrowardoyo tampil memukau dengan gaun emas-pink yang elegan, sedangkan Ali Fikry menampilkan gaya monokrom yang sederhana namun memikat. Penampilan mereka tidak hanya mencuri perhatian, tetapi juga merefleksikan hubungan karakter ibu dan anak yang mereka perankan.
Sebagai produser sekaligus pemeran utama, Dian menyebut film ini sebagai karya yang dekat dengan hatinya. “Pengalaman ini begitu berarti, karena saya bisa hadir bersama Ali sebagai anak saya di film. Cerita ini resonate sekali dengan kehidupan nyata,” ungkap Dian dengan penuh rasa syukur.
Ali Fikry, yang untuk pertama kalinya menghadiri festival sebesar BIFF, menilai pengalaman ini akan menjadi bekal berharga. “Aku merasa ini pengalaman yang luar biasa, dan aku belajar banyak tentang akting yang lebih matang,” ujar Ali sambil menyebut peran Dian dan Ringgo sebagai mentor selama proses produksi.
Film ini digarap oleh sutradara Malaysia Ho Wi-ding, yang sebelumnya dikenal melalui karya-karya festival internasional. Dengan dukungan naskah dari Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief, film ini menghadirkan kisah yang emosional dan relevan dengan dinamika keluarga modern.
Keterlibatan nama-nama besar dalam produksi, termasuk Shanty Harmayn dan Tanya Yuson, menjadi bukti keseriusan proyek ini. Kolaborasi BASE Entertainment dan Beacon Film menghadirkan kualitas produksi yang mampu menembus standar internasional.
Dengan latar cerita yang dekat dengan realitas sosial dan hubungan keluarga, film ini memiliki potensi besar untuk menggugah penonton global. Kehadiran di BIFF menjadi pintu masuk yang strategis bagi film ini untuk menjangkau audiens lebih luas.
Momentum ini semakin memperkuat keyakinan bahwa film Indonesia mampu bersaing di panggung dunia. Esok Tanpa Ibu menjadi representasi semangat baru, bahwa cerita-cerita lokal bisa menjadi milik dunia ketika disajikan dengan kualitas dan perspektif yang universal. (san/*) #foto dok. ig@therealdisastr