BERITALAGI.COM —Penyakit campak kembali menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan anak. Campak, yang dalam istilah medis dikenal sebagai measles atau rubeola, merupakan infeksi virus yang sangat menular dan umum menyerang anak-anak. Salah satu cara paling efektif untuk mencegahnya adalah melalui imunisasi.
Menurut Dokter RS Sari Asih Cipondoh, dr. Putri Mutiara Sari, seorang dokter umum sekaligus edukator kesehatan keluarga, campak disebabkan oleh virus dari famili Paramyxoviridae, yaitu rubeola, yang menyebar sangat cepat melalui droplet di udara—seperti dari batuk atau bersin penderita.
“Penularannya terjadi melalui percikan air liur penderita campak atau sentuhan benda yang terkontaminasi,” jelasnya.
Gejala dan Dampak
Gejala campak biasanya dimulai dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan mata merah. Gejala ini muncul sekitar 7 hingga 14 hari setelah tubuh terinfeksi virus rubeola.
“Salah satu ciri khasnya adalah bintik putih di dalam rongga mulut yang dikenal sebagai bintik Koplik, serta ruam kulit merah yang menyebar mulai dari garis rambut wajah ke seluruh tubuh,” ujar dr. Tiara, sapaan akrabnya.
Meskipun tampak seperti flu biasa di awal, campak bisa berkembang menjadi komplikasi serius. Dampak ringan seperti dehidrasi dan sariawan dapat membuat anak kehilangan nafsu makan. Namun, risiko paling berbahaya mengintai anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi.
“Komplikasi seperti radang paru-paru, diare berat, infeksi telinga, hingga radang otak bisa terjadi. Karena itu, upaya pencegahan melalui imunisasi jauh lebih aman dan efektif. Bila ada anggota keluarga yang terkena, sebaiknya diisolasi agar tidak menular ke bayi atau balita yang mungkin belum lengkap imunisasinya,” tambahnya.
Imunisasi adalah Bentuk Ikhtiar
Sebagai langkah perlindungan utama, dr. Tiara menekankan pentingnya imunisasi campak melalui program MMR (Measles, Mumps, Rubella). Imunisasi ini diberikan dalam tiga tahap: usia 9 bulan, 15–18 bulan, dan usia 5–7 tahun. “Imunisasi adalah bentuk ikhtiar medis yang sangat efektif dalam mencegah penyebaran campak,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa edukasi mengenai pentingnya imunisasi harus terus dilakukan, karena masih banyak orang tua yang menunda atau bahkan menolak pemberian imunisasi dasar. Padahal, selain melindungi anak secara individu, imunisasi juga membantu menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
Dari sudut pandang agama, khususnya Islam, menjaga kesehatan anak adalah amanah besar yang harus dijaga. Islam mengajarkan bahwa setiap penyakit memiliki obatnya. Memberikan imunisasi adalah bentuk tanggung jawab dan rasa syukur orang tua atas karunia anak. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah Allah menurunkan penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari)
Dengan demikian, dr. Tiara mengajak orang tua untuk tidak menunda imunisasi anak. “Jangan tunggu anak sakit dulu baru bertindak. Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Campak bukan sekadar ruam kulit, tapi bisa berdampak jangka panjang jika tidak dicegah sejak dini dengan imunisasi,” tutupnya.